Jumat, 02 Agustus 2019


MENJADI GURU HEBAT BAGI ANAK DIDIK

Dalam rangka merayakan HUT Jawa Pos Radar Madura ke-20, Jawa Pos Radar Madura (JPRM) mengadakan seminar pendidikan dengan tema “Guru Hebat, Profesional, dan menyenangkan pada hari senin tanggal 29 Juli 2019 di Auditorium IAIN Madura. Seminar dimulai pada pukul 08.00 WIB, dibuka oleh pemimpin redaksi JPRM, dilanjutkan sambutan Bupati Pamekasan yang diwakili oleh Plt Dinas Pendidikan Pamekasan Drs. Prama Jaya, M.Si sekaligus membuka acara seminar pendidikan.
Seminar pendidikan pada sesi pertama materi disampaikan oleh Dr. Trianto, dengan memotivasi peserta dengan memberikan slogan guru hebat, siswa dahsyat, NKRI bermartabat. Kemudian  Dr. Trianto menjelaskan bagian otak kanan dan kiri yang terhubung oleh jembatan faron. Setelah itu ditampilkan sebuah video senam otak. Seluruh peserta mengikuti gerakan tangan yang ada di video tersebut, meskipun ada sebagian peserta masih kesulitan mengikuti gerakannya.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Asep Mahfuddin, M.Pd, materi di buka dengan ice breaking untuk menyiapkan peserta fokus dan siap menerima materi. Pak Asep menjelaskan bahwa guru hebat adalah guru yang mampu membuat siswa senang terhadap pelajaran, agar siswa senang dalam pembelajaran maka perlu melibatkan siswa. Siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran maka akan meningkatkan konsentrasi mengingat materi 99% daripada siswa yang hanya menerima materi dari guru (ceramah) hanya akan mengingat materi 10% saja.
Siswa agar mengingat materi 99%, maka 1 % nya guru perlu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan, maka guru hebat harus menguasai konteks dan konten. Guru agar lebih memahami konteks dan konten, pak Asep menganalogikan seperti botol air mineral. Botol sebagai konteks dan air sebagai konten. Konteks merupakan suatu kondisi atau suasana yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang terdiri dari setting kelas, lingkungan, dan pribadi guru. Konten merupakan isi dan strategi belajar terdiri dari materi pelajaran dan metode.
Pak Asep sembari menjelaskan materi juga menyelingi permainan agar peserta tidak jenuh dan tetap konsentrasi karena konsentrasi peserta hanya fokus pada 20 menit pertama dan 20 menit terakhir, begitu juga dengan siswa jika guru memberikan materi dengan metode ceramah maka konsentrasi siswa seperti kurva parabola terbuka ke atas yaitu fokus pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran. Konsentrasi anak hanya 10 menit pada awal dan 20 menit untuk orang dewasa.
Menurut hedwig Von Restotf setelah sesi belajar dimulai, maka akan terjadi penurunan daya serap informasi yang dapat diingat yaitu di tengah-tengah sesi belajar, kecuali informasi itu diulang-ulang mengingat, informasi itu unik, informasi itu menarik perhatian anak didik, dan informasi itu terasosiasi dengan informasi lainnya.
Informasi tidak akan mudah hilang jika menggunakan rumus 10 menit, 24 jam, dan 7 hari. 10 menit sebelum berakhir, guru harus mengulangi materi yang sudah dipelajari (refleksi), sebelum24 jam harus diulangi kembali, artinya guru harus mengulang materi pada pertemuan besoknya, dan tujuh hari diulangi kembali dengan menanyakan materi tersebut karena setelah tujuh hari maka informasi tersebut akan hilang.
Guru hebat harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa karena akan membantu para siswa belajar lebih cepat dan mengingat lebih banyak informasi. Supaya tercipta lingkungan yang menyenangkan guru harus memahami bagian-bagian otak manusia. Otak manusia terdiri dari tiga bagian yaitu otak reptil, otak mamalia, dan otak neokorteks. Otak reptil meliputi motor sensorik, kelangsungan hidup, dan hadapi atau lari. Otak mamalia meliputi perasaan atau emosi, memori, bioritmik, dan sistem kekebalan. Otak neokorteks meliputi berpikir intelektual, penalaran, perilaku waras, bahasa, dan kecerdasan.
Guru yang memahami bagian otak manusia, tentunya  dalam mengajar dan memberi tugas kepada siswa tidak akan membuat suatu ancaman, intimidasi, atau tindak kekerasan karena jika hal itu dilakukan maka otak siswa yang bekerja adalah otak bagian reptilnya yaitu hadapi atau lari, yang mana siswa jika di beri tugas dengan suatu ancaman maka siswa mempunyai dua pilihan yaitu siswa akan mengerjakan tugas tersebut karena takut dimarahi atau siswa tersebut tidak akan masuk atau bolos kelas.
Guru hebat harus memahami bagaimana mengaktifkan otak bagian siswa yang paling mulia dan tinggi yaitu otak neokorteks dengan cara membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan dengan melibatkan siswa sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna. Menurut Paul Maclean, rumus belajar sukses yaitu menciptakan otak reptil aman, otak mamalia nyaman sehingga otak neokorteks bekerja dengan baik.
Menurut Thomas Amstrong, untuk menghadirkan kecerdasan siswa dikelas, bukan ditentukan oleh silabus, rencana pengajaran, atau materi pelajaran, akan tetapi sangat ditentukan oleh guru sendiri. Bila seorang guru ingin menyalakan sinar kecerdasan yang tersembunyi di dalam diri siswa maka, hal pertama yang harus dilakukan yaitu guru harus menemukan dan menyalakan kembali sinar di dalam dirinya sendiri. Menurut Dr. Asep delapan kunci menjadi guru hebat antara lain integritas, keberhasilan awal dari kesuksesan, berbicara dengan tujuan baik, lakukan saat ini, komitmen, rasa memiliki, fleksibel, dan seimbang.
Guru hebat juga perlu memahami cara belajar siswa, asumsi guru yang keliru yaitu memahami bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang sama padahal siswa ada yang pembelajar lambat dan cepat serta siswa belajar dengan cara yang sama yang sebenarnya siswa dalam memahami materi, memiliki cara belajar yang berbeda yaitu visual (melihat), auditorial (mendengar), dan kinestetik (gerak). Dalam proses pembelajaran guru harus dapat memfasilitasi cara belajar siswa yang berbeda dengan menggabungkan tiga saluran belajar VAK yang disebut “Prinsip Super Quantum Teaching”. Guru yang dapat memahami dan dapat menerapkan ketiga hal tersebut, maka akan menjadi guru hebat bagi anak didiknya. Setelah kegiatan materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan antara narasumber dan peserta seminar pendidikan HUT JPRM Ke-20.

Penulis : Nur Arifinza D.W., S.Pd
              SMPN 1 Pasean, Pamekasan

Di Sarikan dari Seminar Pendidikan HUT Jawa Pos Radar Madura Ke-20 di IAIN Madura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar