Sabtu, 06 April 2019


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJELASKAN KEAKURATAN INDERA PERABA DAN MENGKONVERSIKAN SKALA SUHU MELALUI MODEL TWO STAY  TWO STRAY PADA SISWA KELAS VIIA   SMPN 1 PASEAN

Nur Arifinza Desi Wardana, S.Pd
SMPN 1 Pasean, Jl. Raya Pasean
     e-mail : finzaspd@gmail.com


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Takari,2010: 1). Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Pasean masih didominasi oleh guru sedangkan siswa dalam pembelajaran selalu diposisikan sebagai pemerhati ceramah guru.
 Kondisi seperti ini tidak memberdayakan siswa untuk mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, sehingga tidak akan bisa membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia disekitarnya (learning to how dan learning to know). Hal ini juga menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan siswa akan jenuh akibatnya hasil belajar siswa rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil tesnya diperoleh data bahwa siswa yang tuntas belajarnya adalah 14 siswa dari 31 siswa dengan rata-rata hasil belajarnya sebesar 65,30 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 45,16%.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu perbaikan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran yang dianggap tepat, salah satunya dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran kooperatif yang inovatif dan terdapat unsur permainannya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam membantu siswa dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini didukung oleh Huda (2013: 207), dengan struktur kelompok kooperatif seperti tipe two stay two stray ini dapat memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model two-stay two-stray dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean? dan mengapa model two-stay two-stray dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean? Adapun Tujuan penelitian  ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu melalui Model two stay two stray pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean.
Model pembelajaran TSTS adalah model pembelajaran dua siswa tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara berkelompok dengan tujuan saling bertukar informasi dengan kelompok yang lain (Shoimin, 2014:222).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran TSTS menurut Lie (2010:62) adalah sebagai berikut (1) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa, (2) Setelah selesai, dua siswa masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain, (3) Dua siswa yang tinggal bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka, (4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok yang lain, dan (5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
Hasil belajar mempunyai pengertian: (1) perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.  (2) kemampuan aktual yang dapat diukur langsung. (3) perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif dan psikomotorik (Dimyati ,2006: 20). Sedangkan menurut Sudjana (2009:22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Konsep inti PTK yang diperkenalkan Kemmis dan Mc.Taggart adalah dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi atau tindakan (action), 3) Observasi (observing), Refleksi (reflection).
Penelitian dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Pasean, dengan siswa kelas VII-A sebanyak 31 orang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 10 siswi perempuan. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 19 September 2016 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan pada hari rabu tanggal 21 September 2016 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 26 September 2016 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan pada hari rabu tanggal 28 September 2016 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Materi pelajaran yang diteliti adalah menjelaskan keakuratan indera peraba terhadap suhu dan mengkonversikan skala suhu.
Alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1)  Instrumen untuk mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru, dan 2) Instrumen tes berupa soal pilihan ganda untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui sintaks model pembelajaran Two Stay Two Stray, 2) Tes digunakan untuk mengetahui  ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang diberikan kepada siswa, yakni soal yang berupa 20 soal pilihan ganda.
Data yang akan dianalisis secara deskriptif kualitatif adalah data aktivitas pembelajaran guru dan siswa diperoleh dari lembar observasi kegiatan belajar mengajar dengan sintaks model pembelajaran Two Stay Two Stray. Analisis ini digunakan untuk perbaikan dan mengambil langkah-langkah terbaik untuk siklus berikutnya sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa diperoleh dari soal pilihan ganda. Jawaban dianalisis dengan cara tiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah skornya 0 (pada soal pilihan ganda), sehingga diperoleh skor total jawaban benar.


HASIL PENELITIAN

1)  Hasil observasi pengamatan KBM
No
Kegiatan Belajar Mengajar
Siklus I
1.


Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran
Ada kelompok yang kurang antusias dan  berperan aktif dalam menjawab pertanyaan
2.
Guru membentuk kelompok, memberikan LKS dan aturan diskusi kelompok
Kelompok yang sudah menerima bahan tetap diam menunggu perintah dan bergurau
3.
Siswa berdiskusi tentang LKS yang dikerjakan
Kelompok masih kesulitan mengerjakan praktek dan tidak ada kerja sama dalam kelompok
4.
Dua orang dari kelompok lain bertamu,anggota kelompok yang tinggal membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
Siswa yang berkunjung kesulitan berdiskusi (Bertanya) dan siswa yang tinggal kesulitan menjawab pertanyaan
5.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Siswa kesulitan menjelaskan informasi yang diperoleh ke teman kelompoknya pada saat berkunjung
6.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi atau memberi saran/masukan
Kelompok tidak memperhatikan presentasi kelompok lain dan sibuk sendiri
7.
Guru bersama siswa membuat kesimpulan, memberi reward kepada kelompok yang baik dan memberikan tugas serta materi yang harus dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Hasil praktek kelompok masih keliru dan beberapa kelompok ada yang belum paham dan masih bingung

2) Hasil Tes Siklus 1
No.
Aspek Keberhasilan
Siklus I
1.
2.
3.
4.
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
70,97
23
8
74,19%

            Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 23 siswa yang mampu mencapai tingkat penguasaan materi 74,19 % mencapai nilai di atas 72 dan  8 siswa  ( 25,81 % ) yang mencapai nilai dibawah 72,  padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SMPN 1 Pasean adalah 72,00 dengan  ketuntasan belajar klasikal 85% . Nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean hanya mencapai   70,97 nilai rata-rata  yang jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Berdasarkan pengamatan dan analisis data karena masih dibawah KKM sehingga perlu adanya perbaikan pada sikus selanjutnya yaitu siklus ke-2.
1)  Hasil Observasi Pengamatan KBM
No
Kegiatan Belajar Mengajar
Siklus II
1.

Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran
Kelompok antusias dan  berperan aktif dalam menjawab pertanyaan
2.
Guru membentuk kelompok, memberikan LKS dan aturan diskusi
Kelompok antusias mendengarkan dan menyimak arahan dari guru
3.
Siswa berdiskusi tentang LKS yang dikerjakan
kelompok  sudah aktif  bekerja sama dalam praktek
4.
Dua orang dari kelompok lain bertamu,anggota kelompok yang tinggal membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
Siswa sudah menunjukkan partisipasinya dalam diskusi dengan kelompok lain pada saat berkunjung
5.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
siswa yang berkunjung antusias menjelaskan ke temannya informasi yang diperoleh, sedangkan temannya mendengarkan
6.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi atau memberi saran/masukan
pada umumnya siswa antusias dalam presentasi kelompok dan aktif 

7.
Guru bersama siswa membuat kesimpulan, memberi reward kepada kelompok yang baik dan memberikan tugas serta materi yang harus dipelajari pada pertemuan selanjutnya
semua kelompok dapat menyimpulkan hasil percobaan bersama guru dan suasana kelas kondusif dan lancar

2) Hasil Tes  Siklus II
No.
Aspek Keberhasilan
Siklus II
1.
2.
3.
4.
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
79,03
28
3
90,32%

            Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 28 siswa yang mampu mencapai tingkat penguasaan materi 90,32 % mencapai nilai di atas 72 dan  3 siswa  ( 9,68 % ) yang mencapai nilai dibawah 72,  padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SMPN 1 Pasean adalah 70,00 dengan  ketuntasan belajar klasikal 85%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean mencapai  79,03 nilai rata-rata  di atas  kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan pengamatan dan analisis data karena sudah mencapai nilai  KKM sehingga tidak perlu adanya perbaikan pada sikus selanjutnya.

PEMBAHASAN

Tabel aHasil Tes  Siklus I dan II
No.
Aspek Keberhasilan
Siklus I
Siklus II
1.
2.
3.
4.
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
70,97
23
8
74,19%
79,03
28
3
90,32%

Hasil observasi pada siklus II nampak hasil   belajar siswa meningkat di karenakan  (1) kelompok  sudah aktif  bekerja sama dalam praktek (2) siswa sudah menunjukkan partisipasinya dalam diskusi dengan kelompok lain, (3) pada umumnya siswa antusias dalam presentasi kelompok,  (4) suasana kelas lebih tertib dan kondusif ,  (5)  peneliti dapat  berperan aktif dalam membimbing siswa dalam percobaandan (6) hasil tes sudah mencapai diatas  KKM.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model two stay two stray dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean. Penerapan pembelajaran model TSTS telah memberikan hasil belajar yang lebih tinggi pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean, hal ini dapat terlihat dari hasil tes yang dilakukan peneliti yaitu nilai rata-rata kelas 70,97 pada siklus I meningkat menjadi  79,03 pada siklus II dengan  prosentase ketuntasan hasil belajar dari 74,19% meningkat menjadi 90,32%.


DAFTAR RUJUKAN

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita. 2010. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:  Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010. Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Takari, E. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Genesindo.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar