UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENJELASKAN KEAKURATAN INDERA PERABA DAN MENGKONVERSIKAN SKALA SUHU MELALUI
MODEL TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA
KELAS VIIA SMPN 1 PASEAN
Nur
Arifinza Desi Wardana, S.Pd
SMPN
1 Pasean, Jl. Raya Pasean
Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (Takari,2010: 1). Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di SMP
Negeri 1 Pasean masih didominasi oleh guru sedangkan siswa dalam pembelajaran
selalu diposisikan sebagai pemerhati ceramah guru.
Kondisi seperti
ini tidak memberdayakan siswa untuk mau dan mampu berbuat untuk memperkaya
pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi
dengan lingkungannya, sehingga tidak akan bisa membangun pemahaman dan
pengetahuannya terhadap dunia disekitarnya (learning to how dan learning to
know). Hal ini juga menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam menerima
pelajaran dan siswa akan jenuh akibatnya hasil belajar siswa rendah. Hal
ini bisa dilihat dari hasil tesnya diperoleh data bahwa siswa yang tuntas
belajarnya adalah 14 siswa dari 31 siswa dengan rata-rata hasil belajarnya
sebesar 65,30 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 45,16%.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu perbaikan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran yang dianggap tepat, salah satunya dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran kooperatif yang inovatif dan terdapat unsur permainannya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA dalam membantu siswa dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini didukung oleh Huda (2013: 207), dengan struktur kelompok kooperatif seperti tipe two stay two stray ini dapat memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah model two-stay
two-stray dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan keakuratan indera
peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean? dan mengapa
model two-stay two-stray dapat meningkatkan kemampuan
menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa
kelas VIIA SMPN 1 Pasean? Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu melalui
Model two stay two stray pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean.
Model pembelajaran TSTS adalah model pembelajaran dua siswa tinggal di
kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara berkelompok dengan tujuan saling
bertukar informasi dengan kelompok yang lain (Shoimin, 2014:222).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran TSTS menurut Lie (2010:62) adalah
sebagai berikut (1) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa,
(2) Setelah selesai, dua siswa masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain, (3) Dua siswa yang
tinggal bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka,
(4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok yang lain, dan (5) Kelompok mencocokkan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka
Hasil belajar mempunyai pengertian: (1) perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari proses belajar. (2) kemampuan aktual yang dapat diukur
langsung. (3) perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif dan
psikomotorik (Dimyati ,2006: 20). Sedangkan menurut Sudjana (2009:22)
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan penelitian tindakan kelas
(PTK). Konsep inti PTK yang diperkenalkan Kemmis dan Mc.Taggart adalah
dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: 1) Perencanaan (planning),
2) Aksi atau tindakan (action), 3) Observasi (observing),
Refleksi (reflection).
Penelitian dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Pasean, dengan siswa
kelas VII-A sebanyak 31 orang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 10 siswi perempuan. Siklus I dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan
yaitu pada hari Senin tanggal 19 September 2016 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan pada hari rabu tanggal 21 September
2016 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Siklus II
dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 26 September 2016 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan pada hari rabu tanggal 28 September
2016 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit. Materi pelajaran yang diteliti adalah
menjelaskan keakuratan indera peraba terhadap suhu dan mengkonversikan skala
suhu.
Alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah: 1) Instrumen untuk mengobservasi proses pembelajaran yang
dilakukan siswa dan guru, dan 2) Instrumen tes berupa soal pilihan ganda untuk
mengukur tingkat hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi: 1) Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui sintaks model
pembelajaran Two Stay Two Stray, 2) Tes digunakan untuk
mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang
diberikan kepada siswa, yakni soal yang berupa 20 soal pilihan ganda.
Data yang akan dianalisis secara deskriptif kualitatif adalah data
aktivitas pembelajaran guru dan siswa diperoleh dari lembar observasi kegiatan
belajar mengajar dengan sintaks model pembelajaran Two Stay Two Stray.
Analisis ini digunakan untuk perbaikan dan mengambil langkah-langkah terbaik
untuk siklus berikutnya sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif
dan efisien. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa diperoleh dari
soal pilihan ganda. Jawaban dianalisis dengan cara tiap jawaban benar diberi
skor 1 dan jawaban salah skornya 0 (pada soal pilihan ganda), sehingga diperoleh
skor total jawaban benar.
HASIL PENELITIAN
1) Hasil observasi pengamatan KBM
No
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Siklus I
|
1.
|
Guru
menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran
|
Ada kelompok yang kurang
antusias dan berperan aktif dalam menjawab pertanyaan
|
2.
|
Guru
membentuk kelompok, memberikan LKS dan aturan diskusi kelompok
|
Kelompok yang sudah menerima bahan
tetap diam menunggu perintah dan bergurau
|
3.
|
Siswa
berdiskusi tentang LKS yang dikerjakan
|
Kelompok masih kesulitan
mengerjakan praktek dan tidak ada kerja sama dalam kelompok
|
4.
|
Dua orang
dari kelompok lain bertamu,anggota kelompok yang tinggal membagikan hasil
kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
|
Siswa yang berkunjung kesulitan
berdiskusi (Bertanya) dan siswa yang tinggal kesulitan menjawab pertanyaan
|
5.
|
Tamu mohon
diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
|
Siswa kesulitan menjelaskan
informasi yang diperoleh ke teman kelompoknya pada saat berkunjung
|
6.
|
Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi
atau memberi saran/masukan
|
Kelompok tidak memperhatikan
presentasi kelompok lain dan sibuk sendiri
|
7.
|
Guru
bersama siswa membuat kesimpulan, memberi reward kepada kelompok yang baik
dan memberikan tugas serta materi yang harus dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
|
Hasil praktek kelompok masih
keliru dan beberapa kelompok ada yang belum paham dan masih bingung
|
2) Hasil Tes Siklus 1
No.
|
Aspek
Keberhasilan
|
Siklus I
|
1.
2.
3.
4.
|
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
|
70,97
23
8
74,19%
|
Dari
analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 23 siswa yang mampu mencapai
tingkat penguasaan materi 74,19 % mencapai nilai di atas 72 dan 8 siswa ( 25,81 % ) yang
mencapai nilai dibawah 72, padahal
standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SMPN 1 Pasean adalah 72,00 dengan ketuntasan
belajar klasikal 85% . Nilai
rata-rata yang dicapai siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean hanya mencapai 70,97 nilai rata-rata yang jauh dibawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Berdasarkan pengamatan dan analisis data
karena masih dibawah KKM sehingga perlu adanya perbaikan pada sikus selanjutnya
yaitu siklus ke-2.
1) Hasil Observasi Pengamatan KBM
No
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Siklus II
|
1.
|
Guru
menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran
|
Kelompok antusias
dan berperan aktif dalam menjawab pertanyaan
|
2.
|
Guru
membentuk kelompok, memberikan LKS dan aturan diskusi
|
Kelompok antusias mendengarkan dan
menyimak arahan dari guru
|
3.
|
Siswa
berdiskusi tentang LKS yang dikerjakan
|
kelompok sudah
aktif bekerja sama dalam praktek
|
4.
|
Dua orang
dari kelompok lain bertamu,anggota kelompok yang tinggal membagikan hasil
kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.
|
Siswa sudah menunjukkan
partisipasinya dalam diskusi dengan kelompok lain pada saat berkunjung
|
5.
|
Tamu mohon
diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
|
siswa yang
berkunjung antusias menjelaskan ke temannya informasi yang diperoleh,
sedangkan temannya mendengarkan
|
6.
|
Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi
atau memberi saran/masukan
|
pada umumnya siswa antusias dalam
presentasi kelompok dan aktif
|
7.
|
Guru
bersama siswa membuat kesimpulan, memberi reward kepada kelompok yang baik
dan memberikan tugas serta materi yang harus dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
|
semua
kelompok dapat menyimpulkan hasil
percobaan bersama guru dan suasana kelas kondusif dan lancar
|
2) Hasil Tes Siklus II
No.
|
Aspek
Keberhasilan
|
Siklus II
|
1.
2.
3.
4.
|
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
|
79,03
28
3
90,32%
|
Dari
analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata kelas dari 28 siswa yang mampu mencapai
tingkat penguasaan materi 90,32 % mencapai nilai di atas 72 dan 3 siswa ( 9,68 % ) yang mencapai nilai
dibawah 72, padahal
standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SMPN 1 Pasean adalah 70,00
dengan ketuntasan belajar klasikal 85%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa
kelas VIIA SMPN 1 Pasean mencapai 79,03 nilai rata-rata di
atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan pengamatan
dan analisis data karena sudah mencapai nilai KKM sehingga tidak
perlu adanya perbaikan pada sikus selanjutnya.
PEMBAHASAN
Tabel a. Hasil Tes Siklus I dan II
No.
|
Aspek
Keberhasilan
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1.
2.
3.
4.
|
Nilai rata-rata
Nilai di atas 72
Nilai di bawah 72
Prosentase Keberhasilan
|
70,97
23
8
74,19%
|
79,03
28
3
90,32%
|
Hasil observasi pada siklus II nampak hasil belajar siswa
meningkat di karenakan (1)
kelompok sudah aktif bekerja sama dalam praktek (2) siswa sudah
menunjukkan partisipasinya dalam diskusi dengan kelompok lain, (3) pada umumnya
siswa antusias dalam presentasi kelompok, (4) suasana kelas lebih tertib dan kondusif , (5) peneliti dapat
berperan aktif dalam membimbing siswa dalam percobaan, dan (6) hasil tes sudah mencapai
diatas KKM.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
model two stay two stray dapat meningkatkan kemampuan
menjelaskan keakuratan indera peraba dan mengkonversi skala suhu pada siswa
kelas VIIA SMPN 1 Pasean. Penerapan pembelajaran model TSTS telah memberikan
hasil belajar yang lebih tinggi pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Pasean, hal ini
dapat terlihat dari hasil tes yang dilakukan peneliti yaitu nilai rata-rata kelas 70,97 pada siklus I meningkat
menjadi 79,03 pada siklus II dengan prosentase ketuntasan hasil belajar dari 74,19% meningkat
menjadi 90,32%.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati & Mudjiono.
2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Huda, M. 2013. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2010. Mempraktikan
Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Shoimin, Aris.
2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2002. Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus.
2010. Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Takari, E. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Genesindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar